CERITA MISTERI

 tangan itu milik siapa

BAGIAN 1  

tangan itu milik siapa ????? 

Gerimis lembut yang menyelimuti siang menuju sore itupun tidak menghalangi seorang wanita paruh baya untuk mengajar anak didiknya, disalah satu sekolah negeri terkemuka di kota kecil tersebut. Tidak sedikit siswa yang berlarian karena melihat sang Guru menghapiri kelas mereka. Entah apa yang mereka pikirkan, menerkampun tidak, apalagi memakannya, hah…. Itulah bagian dari nyawa dimasa sekolah yang penuh canda.

Ketika sang guru memasuki kelas tersebut, seperti biasa, salam beliau ucapakan. Ada sedikit perasaan tidak enak sebetulnya ketika guru itu memasuki ruang kelas tersebut, entah karena letaknya yang cukup terpencil diantara bangunan kelas yang lain, atau memang suasana waktu itu sangat mendung dengan gerimis lembut yang menyelimuti serta hawa dingin yang sangat pekat. Benar saja apa yang dirasakan guru itu terbukti ketika beliau memulai mengabsen satu persatu siswa, karena suasana cukup gaduh ketika mereka terkejut dengan apa yang  disampaikan guru itu untuk melaksanakan ulangan dadakan. Karena sang guru tidak begitu ingin membuang waktu, akhirnya setelah mengabsen sampai diurutan ke7, guru itu menyudahi kemudian melanjutkan mengabsen dengan cara menyuruh siswa untuk mengacungkan tangan dan selanjutnya beliau hitung tangan mereka yang diangkat.

Sesaat beliau terdiam sejenak kemudian menanyakan pada salah satu siswa.

“Ada berapa jumlah siswa keseluruhannya Nindi”?

Nindipun tanpa melihat bagaimana ekspresi kecurigaan guru tersebut dengan sopan menjawab “37 siswa bu, kebetulan hari ini nihil”.

“Coba sekali lagi diangkat tangan kalian, jangan ada yang bercandan ya. Saya tidak akan memulai ulangan sebelum kalian lengkap”!, seru beliau dengan nada yang cukup tegas.

Masih dengan kebingungannya, guru itu memastikan jumlah siswa dengan melihat daftar hadir siswa kelas tersebut, dan betul dengan jumlah 37 siswa, persis seperti yang dikatakan salah satu siswa. Hampir 4 kali guru tersebut mengulang menghitung tangan siswa dikelas itu, tidak ada yang salah, tapi kenapa jumlah tangan mereka 38, sedangkan seharusnya 37.

“tangan siapa yang terlihat sangat terang itu”?, umpatnya dalam hati ketika beliau memutuskan untuk mensegerakan melaksanakan ulangan dikelas tersebut.

Suasana hening ketika semua siswa dengan tenang mengerjakan ulangan, begitu menambah rasa penasaran guru tersebut untuk mengecek dengan melihat setiap nama kemudian guru itu mencari dimana masing-masing letak tempat duduk mereka. Tanpa sengaja pulpen beliau terjatuh dan tergelincir tepat dikaki meja siswa, “Biarkan ibu ambil sendiri nak, kamu lanjutkan saja mengerjakan”! ungkap beliau ketika ada salah satu siswa yang berinisiatif untuk mengambilkan.

Rasa terkejut beliau rasakan ketika mengambil pulpen ada sepasang kaki yg terlihat duduk di bangku tersebut, sementara ketika mendongak keatas bangku itu terlihat kosong.

Perasaan takut dan terkejut menjadi satu didetik itu juga. Bagaimanapun hal itu sangat mustahil, sempat beliau pikirkan, apa mungkin salah lihat atau memang keadaan sudah sangat siang menjelang sore, bisa saja konsentrasinya sudah tidak maksimal, sehingga apa yang beliau lihat hanya halusinasi semata.

Jam pelajaranpun telah usai, tanpa menaruh curiga sedikitpun masing-masing siswa silih berganti bersalaman dan berpamitan pulang, karena memang jam sudah menunjukan waktu pulang sekolah. Guru itu berdiam sejenak melihat setiap sisi dari ruang kelas tersebut. Terlintas dipikirannya  cerita 1 tahun yang lalu, guru itu mempunyai seorang siswa yang sangat bandel, ketika jam pelajaran beliau siswa tersebut selalu membolos. Hingga pada suatu hari siswa tersebut mengalami kecelakaan ketika berlari dari kelas untuk membolos jam pelajarannya karena takut mengikuti ulangan hingga akhirnya tertabrak truk dan meninggal dunia.

Dengan mata berkaca-kaca guru itu melihat almarhum siswanya dengan wajah pucat pasi dan berjalan pelan menuju meja guru tersebut untuk menyerahkan hasil ulangannya, dan selang beberapa detik menghilang tanpa jejak maupun suara. Guru itu hanya terdiam, entah apa yang akan beliau lakukan, karena berlaripun rasanya kaki terkunci dan tangan terpaku dimeja.

 

Tunggu cerita-cerita misteri yang lain dari setiap terbitnya E-Majalah SMK N 3 Kendal

 

 

Komentar

Posting Komentar